Aikido


I. Latar Belakang

Aikido adalah seni beladiri asal Jepang yang dikembangkan oleh Morihei Ueshiba (1883-1969) dan mulai diperkenalkan pada tahun 1920-an. Gerakan-gerakan yang digunakan merupakan adaptasi dari sejumlah beladiri kuno yang ada di Jepang seperti Daito-ryu, Aikijujitsu, Yagyu-ryu, Kenjutsu, dan lain-lain. Nama Aikido terdiri dari tiga kata, yaitu Do (jalan/cara), Ai (harmonisasi), dan Ki (tenaga). Jadi Aikido memiliki arti “Jalan untuk mengharmonisasi tenaga kita”. Dalam Aikido, serangan lawan diibaratkan seperti air yang tidak dilawan atau dibendung namun dialirkan ke arah yang lebih aman.

Aikido mengajarkan teknik-teknik yang meliputi kuncian persendian, lemparan, bantingan serta penetralan serangan agresif lawan (tangan kosong atau senjata), baik terhadap satu maupun sekelompok orang. Aikido bersifat defensif, jadi tidak berfokus pada bagaimana menyerang lawan dengan memukul atau menendang, tetapi lebih kepada menggunakan teknik untuk menangkap, mengendalikan, serta mengalirkan serangan lawan agar tidak mencederai kita.


II. Bentuk Latihan

Latihan Aikido selalu dilakukan secara berpasangan sehingga teknik dari gerakan Aikido ini dapat langsung diaplikasikan saat melakukan latihan. Dalam Aikido, tidak ada jurus tunggal (Kata) yang biasa digunakan di Karate ataupun beladiri Jepang lainnya. Hal ini menjadikan semua gerakan di Aikido seluruhnya merupakan teknik aplikasi. Pada umumnya latihan Aikido dilakukan di dalam ruangan (indoor) dan membutuhkan matras (tatami) sebagai sarana latihan guna menjaga keamanan dalam berlatih dan juga meminimalisir kemungkinan cedera.


III. Teknik Aikido

Keunikan dari teknik beladiri Aikido adalah gerakan "Irimi"(menyusup) dan "Tenkan" (berputar melingkar) dengan memanfaatkan tenaga lawan. Teknik yang dipelajari memiliki kesesuaian dengan hukum alam dan anatomi tubuh manusia, sehingga tehnik Aikido ini tampak sederhana (praktis) dan alami. Pada gerakan "Irimi" seorang Aikidoka memanfaatkan momentum paling minimal dari serangan lawan serta berusaha menyatu dengan gerak lawan, lalu mengendalikan tenaganya untuk kemudian dinetralisir. Sedangkan "Tenkan" adalah memanfaatkan tenaga serangan maksimal lawan yang pada umumnya mempunyai lintasan gerak lurus, lalu dialirkan atau dibelokkan untuk kemudian dinetralisir. Teknik kuncian dalam Aikido amatlah banyak, yang bertujuan untuk dapat mengendalikan lawan sehingga dapat diamankan tanpa perlu mencederainya. Namun apabila dilakukan dengan berlebihan, maka dapat berakibat fatal.

Teknik lemparan dan bantingan adalah teknik mengendalikan tenaga serangan lawan melalui pengalihan arah gerakan - ditambah sedikit bantuan tenaga - dengan memanfaatkan ketidakseimbangan ataupun momentum serangan lawan. Selain melatih teknik beladiri dari serangan tangan kosong, Aikido juga melatih teknik menetralisir dari serangan yang menggunakan senjata seperti tongkat, pisau atau pedang. Dalam hal ini, Aikido juga akan melatih aplikasi penggunaan senjata yaitu tongkat (jo) dan pedang (boken) apabila Aikidoka tersebut sudah cukup menguasai teknik beladiri tangan kosong.


IV. Beladiri Sejati

Aikido tidak mengembangkan pertandingan dan tidak pula dipertandingkan. Hal ini untuk menjaga kealamian dari seni beladiri Aikido itu sendiri dan untuk tetap memelihara jiwa dan semangat seseorang dalam mempelajari ilmu beladiri sejati. Aikido tetap menjaga sifat dan naluri seorang ’Bushidoka’ dalam melakukan teknik yang dipelajarinya, yaitu pada saat mendapat ancaman ataupun diserang. Menang atau kalah adalah sesuatu yang relatif, bergantung pada waktu dan sudut pandang penilaian. Maka dalam ilmu beladiri Aikido, istilah tersebut tidak dikembangkan dalam bentuk pertandingan ataupun kejuaraan.


V. Untuk Semua

Latihan Aikido bermanfaat bagi siapa saja, baik untuk pria ataupun wanita mulai dari anak-anak, dewasa hingga lanjut usia. Hal ini dikarenakan sistem pelatihannya yang aman dan tidak menekankan hanya pada kekuatan fisik atau tenaga semata, namun lebih kepada pembentukan teknik.