Mandiri Aikido Club
Mandiri Aikido Club (MAC) adalah sebuah perguruan beladiri Aikido yang lokasinya berpusat di Rawa Belong, Jakarta. Dalam eksistensinya, MAC berdiri secara independen dan tidak berafiliasi dengan organisasi beladiri manapun. MAC didirikan pada Desember 2008 oleh Sensei Muhamad Aria beserta beberapa muridnya, antara lain: Irwin Ananta, Abdul Aziz dan Hilman. Maksud dan tujuan pendirian MAC ini selain untuk mewadahi komunitas para pecinta beladiri sesuai sunnah, juga untuk memberikan solusi bagi kaum Muslimin yang ingin hidup sehat berolahraga dengan mempelajari ilmu beladiri yang insya Allah akan sangat bermanfaat, tanpa harus melanggar batasan-batasan syar’i.
Secara umum, teknik yang digunakan di MAC memiliki kesamaan dengan teknik Aikido yang ada pada saat ini, seperti teknik kuncian, lemparan, bantingan ataupun ringkusan. Namun, dalam konsep berlatihnya MAC lebih mengedepankan tata cara yang Islami. MAC berupaya untuk menyelaraskan segala bentuk adab dan etika di dalam proses latihan Aikido agar sesuai dengan aturan syariat Islam, yakni dengan meniadakan segala unsur tasyabuh, bid’ah/syirik, khurafat dan ikhtilat. Termasuk di antaranya adalah: Menghapus prosesi hormat menyerupai sujud kepada foto mendiang pendiri Aikido (Morihei Ueshiba); menghapus kebiasaan hormat menyerupai sujud & ruku kepada Sensei (guru) atau kepada sesama anggota Aikido, baik ketika hendak memulai ataupun mengakhiri latihan; menghindari percampuran dengan memisahkan antara kelas laki-laki & kelas perempuan pada saat latihan; dan sebagainya. Selain itu, MAC meniadakan pula filosofi-filosofi tertentu yang terdapat pada aliran beladiri ini apabila bertentangan dengan ajaran Islam.
Aikido sangat cocok dengan karakter kaum Muslimin, dikarenakan Aikido merupakan olahraga beladiri yang tidak dipertandingkan dan sebagian besar teknik yang digunakan pun bersifat defensif atau menunggu serangan lawan. Hal ini akan melatih kita untuk menjaga kesabaran serta mengendalikan emosi. Untuk visi ke depannya, MAC diharapkan dapat menjadi rujukan bagi kaum Muslimin dalam mempelajari ilmu beladiri Aikido yang sesuai Syar’i di Indonesia insya Allah.
Aqidah & Aikido
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim,
Sesungguhnya Islam adalah agama yg sempurna dan datang sebagai rahmat semesta alam, diantara tujuan diturunkannya Islam adalah menjaga 5 perkara: menjaga agama, akal, harta, jiwa, dan kehormatan
maka hendaknya seorang muslim ketika melakukan suatu perbuatan memperhatikan hal ini dan berdasarkan hal inilah Mandiri Aikido Club berusaha memperhatikan beberapa hal yang seharusnya dihindari serta tidak dilakukan didalam proses berlatih maupun keorganisasian (sebagai penjagaan terhadap agama) karena bertentangan dengan prinsip Aqidah seorang muslim & hal ini yg membedakan MAC dengan perguruan Aikido lain pada umumnya yaitu :
-
Meniadakan hormat seperti sujud ketika berlatih karena hal ini mengandung unsur Syirik & Tasyabbuh, dengan dalil :
-
Adanya larangan sujud penghormatan kepada manusia
لو كنت آمر أحداً أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها “Seandainya boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada seseorang maka niscaya kuperintahkan isteri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah). Tidaklah diragukan bahwa sujud penghormatan kepada sesama manusia adalah hal yang haram dan terlarang dan termasuk jalan dan sarana menuju kesyirikan.
-
Adanya larangan Tasyabbuh
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031). Tidak diragukan lagi bahwa penyerupaan yg paling diharamkan adalah penyerupan yg menggiring kepada kesyirikan seperti sujud kepada sesama makhluq.
-
Larangan ikhtilat, yaitu bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom di dalam berlatih, dan itu adalah pintu untuk bersentuhannya seorang dengan yg bukan mahramnya. Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَة لاَ تَحِلُّ لَهُ "Tertusuknya kepala salah seorang di antara kalian dengan jarum besi, lebih baik daripadaia menyentuh wanita yang tidak halal baginya."
Syaikh al Albani rahimahullah (Ash-Shahihah, hadits no 226)
-
Mandiri Aikido Club (MAC) secara organisasi tidak berafiliasi pada induk organisasi Aikido di negara asalnya (Jepang). Karena pada dasarnya induk organisasi aikido ini masih mempertahankan tradisi berlatihnya secara tradisional, seperti penghormatan layaknya ruku/sujud saat hormat terhadap sensei (guru) ataupun sesama Aikidoka. Hal ini merupakan kebiasaan orang-orang kafir. Oleh karena itu, MAC memutuskan hubungan dengan induk organisasi Aikido di Jepang disebabkan beberapa alasan, antara lain :
-
Adanya qaidah 'al wala wal barra' dalam Islam, yaitu 'al wala' (loyalitas terhadap kaum muslimin) & 'wal barra' (berlepas dari orang2 orang kafir). Apabila MAC berafiliasi ke induk organisasi Aikido di Jepang, maka secara tidak langsung MAC wala/loyal terhadap orang-orang kafir. Maka dari itu MAC bara/berlepas diri dari induk organisasi Aikido di jepang.
-
Adanya perintah untuk saling berta'awun (tolong menolong) dalam kebaikan dan ketaqwaan dan juga larangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Seandainya MAC ikut berafiliasi pada induk organisasi Aikido di Jepang, maka secara tidak langsung MAC ikut membantu serta membesarkan organisasi orang-orang kafir dan hal ini menyalahi syari'at Islam.
-
Sebagai pengamalan dari qaidah Islam 'saddu adz dzarii'ah' (mencegah masuknya ke dalam larangan). Sehingga apabila MAC berafiliasi ke Jepang, maka dalam jangka panjang akan timbul adanya tuntutan-tuntutan yang mengharuskan untuk ikut ke dalam tradisi mereka yang bertentangan dengan Syari'at Islam seperti penghormatan kepada foto mendiang O'Sensei Morihei Ueshiba (pendiri Aikido) atau menyalakan lilin/menyediakan sajian yg sia-sia seperti buah-buahan di dalam latihan. Ritual orang-orang kafir ini terutama dilakukan pada setiap kegiatan acara spesial seperti kedatangan Shihan (Guru Besar) Aikido dari Jepang. Dan tidak diragukan lagi bahwa semua ini adalah bentuk kesyirikan yg tidak diperkenankan bagi seorang muslim pun untuk duduk bersama kesyirikan mereka, hal ini telah Allah jelaskan dalam al-Qur'an :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا "Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam al-Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam." (Q.S. an-Nisa : 140)
Berkata Ibnu Katsir : "Sesungguhnya apabila kalian melakukan larangan setelah sampai kepada kalian larangan tersebut dan kalian ridha duduk-duduk bersama mereka ditempat yang di dalamnya ayat-ayat Allah dan diperolok-olok serta diremehkan, maka sungguh kalian telah berpartisipasi dalam apa-apa yang mereka lakukan. Oleh sebab itu Allah berfirman, "...tentulah kamu serupa dengan mereka", yakni dalam dosa. Maka MAC berusaha untuk tidak melanggar batasan ini dengan berlepas diri / tidak berafiliasi kepada mereka, bahkan berusaha tidak mendekat ritual-ritual kesyirikan semacam itu sebagai pengamalan terhadap firman Allah ta'ala :
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ "Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)." (Q.S. al-An'am : 68)
-
Berbangga dengan kaum kufar, baik disadari ataupun tidak. karena dengan adanya afiliasi kepada mereka secara sadar ataupun tidak itu menunjukan berbangga-bangga dengan kaum kufar yang seorang muslim tidaklah pantas untuk berbangga kecuali dengan Islam, sebagaimana Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata : "Kami adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam, barangsiapa yang mencari kemuliaan di selain Islam maka sungguh Allah akan hinakan dia."
Walaupun demikian, MAC bukanlah meniadakan rasa berterima kasih terhadap guru-guru ataupun pendiri aikido dalam hal ini, karena tidak bersyukur kepada Allah siapa saja yang tidak berterima kasih kepada manusia, namun MAC memandang bahwa berterima kasih bukanlah dengan cara menggadaikan agama apalagi sampai menjual aqidah wal 'iyaadzu billah. Jadi yang perlu digaris bawahi disini adalah, MAC bukannya tidak diakui oleh induk organisasi Aikido di Jepang (internasional), tetapi MAC dengan sengaja memutus hubungan dengan induk organisasi tersebut dengan alasan karena tidak sesuai dengan sunnah. Sebab tidaklah tepat jika MAC berusaha mengejar pengakuan manusia dengan jalan menggadaikan Aqidah Islamiyah. Wallahu a'lam.